Harga marmer di pasaran memiliki tingkatan dari yang sangat mahal hingga murah. Perbedaan harga yang sangat mencolok biasanya terlihat pada marmer impor dan marmer lokal. Namun sejatinya penentu harga marmer bukan sekedar impor atau lokal, tapi terdapat beberapa faktor yang menentukan harga.
Ferdinand Gumanti yang mendapatkan penghargaan Master of Art Stone dari Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra, Italia berbagi informasi tentang faktor penentu harga marmer di pasaran. Hal tersebut disampaikan di kanal Youtube Ruby Herman awal bulan Maret 2021 dengan tajuk "Cara Memilih dan Merawat Marmer bersama Ferdinand Gumanti, Founder Fagetti".
Gumanti sendiri sudah bergelut di bidang marmer selama 35 tahun. Dalam berbisnis marmer, beliau bukan hanya menerima marmer dari supplier di luar negeri, namun datang langsung hingga ke gunung tempat marmer ditambang untuk memilih marmer berkualitas.
Terkait harga marmer mahal atau tidak, Gumanti mengatakan ada dua faktor utama yang menentukan, yakni warna dan corak marmer. "Misalnya marmer warna putih kalau tidak murni putih, tidak putih susu, agak abu-abu itu nilainya lebih rendah, dibandingkan dengan marmer yang background-nya lebih putih seperti putih susu," kata Gumanti.
Selain warna, corak dan urat marmer turut menentukan harga marmer. Marmer yang memiliki urat lebih sedikit dan memiliki corak yang bagus, harganya akan semakin mahal. Dengan pertimbangan tersebut, jumlah marmer sangat bagus yang tersedia di pasaran sangat sedikit.
"Di tambang misalnya, marmer putih Statuario dari satu penambangan yang paling bagus jumlahnya hanya 5 persen, bagus 10-20 persen dan sisanya standar atau kurang bagus. Kenapa marmer yang paling bagus itu harganya mahal karena jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang standar," tutur Gumanti.
Sebagai batuan alami, marmer dengan warna dan corak yang bagus juga tidak bisa diproduksi ulang layaknya keramik. Artinya apapun yang kita dapat dari sebuah penambangan, itulah yang kita terima.
Selain itu, saat membeli marmer dari tambang atau gunung, Gumanti tidak bisa membeli marmer hanya yang paling bagus saja. Mau tidak mau, dia harus membeli satu kelompok atau grup batu marmer. Blok marmer tersebut kemudian dibelah dan disortir sendiri untuk mengelompokkan marmer dengan kualitas high end hingga low end dari harga termahal hingga termurah.
Masing-masing tingkatan kualitas marmer, menurut Gumanti, memiliki pangsa pasar tersendiri. Dengan demikian, Fagetti bisa memasok kebutuhan marmer untuk semua kalangan dari hotel bintang 1 hingga hotel bintang 6 (5+).
Comments